Translate

Minggu, 13 Oktober 2013

Romantisme, Sebuah Ancaman?

Romantisme oleh kebanyakan orang lebih dipahami sebagai bagian dari cinta. Sedangkan para seniman mengartikan aliran romantisme sebagai aliran yang bertemakan tragedi yg luas atau kejadian yang dinamis. Aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya. Aliran ini lebih menekankan pada bagian emosional dari tingkah laku dan sifat manusia daripada sifat yang rasional, lebih mengutamakan kepercayaan dan intuisi, bukan kecerdasan. Sedangkan dalam sejarah filafat, romantisme mengacu pada aliran yang melawan era reinassance Eropa, dimana aliran Reinasance merupakan gerakan yang ingin merasionalkan dan mendisiplinasi berbagai aspek kehidupan sehingga masyarakat Eropa kemudian menjadi masyarakat industri teknologi yang modern. 

Romantisme menolak modernisasi karena menganggap hal tersebut sebagai pembusukan. Aliran romantis ingin masyarakat kembali pada nilai-nilai tradisi dan otoritas. Salah satu tokoh aliran ini adalah J.J Rosseau dan Adam Muller. Sedangkan menurut Harun Yahya, dalam bukunya yang berjudul Ancaman Dibalik Romantisme mengemukakan jika romantisme merupakan paham yang berpusat kepada sentimentalisme yaitu lebih mengutamakan sisi emosi daripada akal sehat. Menurutnya, hal ini akan mempengaruhi manusia dalam memahami keesaan Penciptanya. Sentimentalitas merupakan rasa cinta yang berlebihan. Sentimentalitas yang berlebihan dapat membuat manusia jauh dari Allah karena sudah tidak bisa menggunakan logika, yang diutamakan adalah emosi. 

Romantisme membuat hati manusia lemah dan dapat membawa manusia ke arah kemusyrikan (menduakan Allah). Allah S.W.T berfirman dalam Alquran surat Al-Mumtahanah ayat 1 yang berbunyi : 'Wahai orang-orang Yang beriman! janganlah kamu mengambil musuhKu dan musuh kamu menjadi teman rapat, Dengan cara kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita rahsia orang-orang mukmin) Dengan sebab hubungan baik dan kasih mesra Yang ada di antara kamu Dengan mereka, sedang mereka telah kufur ingkar terhadap kebenaran (Islam) Yang sampai kepada kamu; mereka pula telah mengeluarkan Rasulullah (s.a.w) dan juga mengeluarkan kamu (dari tanah suci Makkah) disebabkan kamu beriman kepada Allah Tuhan kamu. (janganlah kamu berbuat demikian) jika betul kamu keluar untuk berjihad pada jalanKu dan untuk mencari keredaanKu. (tidak ada sebarang faedahnya) kamu mengadakan hubungan kasih mesra Dengan mereka secara rahasia, sedang Aku amat mengetahui akan apa Yang kamu rahasiakan dan apa Yang kamu zahirkan. dan (ingatlah), sesiapa di antara kamu Yang melakukan perkara Yang demikian, maka Sesungguhnya telah sesatlah ia dari jalan yang benar.' Menurut para ulama turunnya ayat tersebut berkaitan dengan tindakan yang dilakukan seorang sahabat bernama Hathib bin Abi Baltha 'ah yang memberitahukan tentang rencana pembebasan kota Makkah oleh kaum Muslimin. Setelah ditelusuri ternyata dia melakukan hal tersebut karena ingin melindungi keluarganya di Makkah. Allah bahkan mengatakan bahwa ia telah sesat dari jalan yang benar. Yang namanya 'cinta' menurut Harun Yahya harus diberikan kepada yang berhak, yang tidak berhak (seperti materi, tubuh, idol, jabatan dll) tidak perlu dicintai. Namun,yang perlu sangat diingat adalah cinta mutlak hanyalah kepada Allah, bukan yang lain. 

Romantisme justru mengarahkan manusia kembali ke arah kejahiliyahan atau kebodohan, karena memang tindakannya tidak bisa dinalar. Ada beberapa histori yang membuktikan bahaya romantisme. Dari yang paling kecil, semisal mati konyol karena romantisme cinta dua sejoli hingga yang paling besar adalah pembantaian massal karena romantisme negara. Masih dalam AncamanDibalik Romantisme, Harun Yahya mengatakan bahwa di Eropa pada sekitar abad ke 18, romantisme lebih mengarah ke negara atau nasionalisme romantik. Nasionalisme romantik mengacu kepada perasaan nasionalisme yang berlebihan dimana paham ini merupakan akar dari gerakan fasis, yang telah memicu terjadinya Perang Dunia II. Nasionalis Romantis membuat Hitler, Lenin dan Mussolini mengobarkan perang menginjak-nginjak tanah air bangsa lain. Sejarawan Inggris menulis bahwa nasionalisme Jerman memperoleh kekuatan spiritualnya dari takhayul-takhayul mengenai keagungan bangsa mereka berkedok pada teori Darwin. Selain itu, romantisme juga mendistorsi fungsi agama. Mereka dengan romantisme akan menganggap agama sebagai pengalaman emosional sebagai tempat pelarian emosional mereka. Romantisme mengarahkan agama pada tujuan selain mencari ridha Allah. Dengan mengaburkan perbedaan samar mengenai romantisme dengan ikhlas, romantisme mengarahkan agama ke arah mitisme. Dalam sejarah telah ditulis bahwa romantisme agama membawa David Koresh dan lebih dari 80 orang pengikutnya mati sia-sia di Amerika Serikat pada tahun 1993 dan pada tahun 1978, Jim Jones bersama lebih dari 900 orang pengikutnya melakukan upacara bunuh diri. Menurut gagasan romantik, manusia yang melakukan pengorbanan dan penyiksaan diri tanpa berpikir demi agamanya merupakan hal terpuji dan patut dipuji. Allah S.W.T berfirman bahwa Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun melainkan manusia tersebut yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri (QS. Yunus 44).

Sebagai seorang muslim, kita telah diperingatkan oleh Allah beberapa kali dalam Al Quran seperti dalam Surat Al Mumtahanah. Selain keluarga, ada banyak hal dalam dunia ini yang dapat membutakan mata, hati, dan pikiran kita dari cinta yang mutlak, yaitu cinta kepada Allah. Hal-hal tersebut dapat berupa materi, status, idol, relationship, ilmu pengetahuan dan lain-lain. Contoh konkrit yang paling populer dan terlihat nyata akhir-akhir ini adalah romantisme terhadap materi dan idol. Paham hedonisme (menganggap materi adalah akkhir dari segala pencapaian) merajalela dalam bentuk Mal dan fasilitas kredit. Beberapa orang bahkan rela melakukan apapun demi kepuasan materi, berhutang, korup, mencuri dll. Konser Super Junior dihadiri beribu-ribu orang, mereka rela berdiri dan berteriak berjam-jam demi para artis tersebut. Mereka mabuk euforia dan bahkan menangis karena akhirnya bisa melihat pujaan mereka. Bagi orang yang benar-benar menggunakan akal sehatnya, fenomena ini akan tampak sebagai sebuah kebodohan. Yang lebih bodoh lagi jika memutuskan mengakhiri hidup karena kecintaan kepada orang lain. Relationship status membuat semua yang bodoh dan sia-sia jadi terlihat penting. Mereka bahkan tidak menyadari bahwa sikap mereka akan merendahkan diri mereka sendiri di mata orang lain. 

Sentimentalitas romantisme dapat membawa kita mudah terkungkung dalam perasaan pesimistis dan murung, kemarahan dan sifat mudah tersinggung, rasa belas kasih dan terima kasih yang tidak tepat dan perasaan introversi. Dampak romantisme tersebut mengarahkan manusia dalam kegiatan menduakan Allah (musyrik). Allah berfirman dalam Alquran surat AlBaqoroh ayat 165 "Dan setengah dari manusia ada. Yang mengambil yang selain Allah menjadi tandingan-tandingan, yang mereka cintai mereka itu sebagai mencintai Allah. Tetapi orang-orang yang beriman terlebih cintalah mereka akan Allah. Padahal, kalau mengertilah orang-orang yang zalim itu, seketika mereka melihat azab, bahwasanya kekuatan adalah pada Allah, dan bahwasanya Allah adalah sangat pedih siksa­Nya." So, after very long explanation the conclusion is sebagai orangmuslim dan beriman kita harus pintar-pintar memanage apa yang namanya cinta. Jangan sampai cinta kita, selain kepada yang mutlak, membutakan kita dan justru mendorong kita melakukan hal-hal yang tidak diridhai Allah, apalagi jika cinta tersebut membuat kita menduakan Allah. Kita dianugrahi logika dan emosi agar hidup kita seimbang. So, buat yang bermasalah dengan cinta, selamat berjuang memanage dan memaknai cinta yang baik dan benar. :) 

Buat yang mau dunlud e-booknya silahkan di http://id.harunyahya.com/id/books/3105/ANCAMAN_DI_BALIK_ROMANTISISME/chapter/10442

Tidak ada komentar:

Posting Komentar